About Me

header ads

5 Sisi Gelap Kamboja di Mata Wisatawan, Kamu Sudah Tahu?

Wisataindah-5 Sisi Gelap Kamboja di Mata Wisatawan, Kamu Sudah Tahu?Baru-baru ini, Kamboja terpilih sebagai destinasi wisata budaya terkemuka di Asia versi World Travel Awards 2023. Negara yang memiliki bendera unik ini terkenal dengan Taman Arkeologi Angkor. Masih ada tiga situs warisan dunia lainnya, seperti Kuil Sambor Prei Kuk, Preah Vihear, dan situs arkeologi Koh Ker.Negara yang sempat punya sejarah kelam, kini bidang pariwisatanya menjadi salah satu sektor utama penunjang perekonomian Kamboja. Dilansir dari Antara News, sekitar 5,45 juta wisatawan mancanegara datang ke Kamboja selama 2023. Sektor pariwisata juga menciptakan sekitar 450.000 lapangan kerja langsung bagi masyarakat lokal.SahabatQQ

1. Berhati-hati dengan ranjau darat aktif.

Kamboja sudah melalui masa suram selama beberapa dekade, tapi dampaknya masih tersisa. Negara ini pernah menjadi medan pertempuran antara Khmer Merah, pasukan Thailand, dan militer Vietnam. Jutaan ranjau darat ditanam dan kini yang belum meledak masih tersisa.

Sebarannya paling banyak terletak di dekat dan sepanjang perbatasan Kamboja dan Thailand. Jumlah lebih sedikit juga ada di dekat Phnom Penh, Siem Reap, dan Angkor Wat. Upaya pembersihan ranjau darat dan amunisi yang belum meledak berlangsung sejak 1990-an hingga saat ini.

Sebagian besar ranjau darat aktif tersebar di pedesaan yang jauh dari tempat dan jalur wisata populer. Kamu yang ingin melancong ke wilayah pedesaan dan tidak melalui jalur umum harus ekstra hati-hati.

Meski bisa menempuh perjalanan antimainstream menuju desa-desa di Kamboja, tetapi banyak prosedur yang harus dilalui. Setidaknya, kamu harus melakukan riset, menghubungi kedutaan negara asalmu di Kamboja, atau salah satu LSM pembersih ranjau darat di negara itu. Sebaiknya, kamu tidak mengunjungi di pedesaan tertentu maupun hutan di Kamboja.

2. Voluntourism memicu eksploitasi anak.

Pernahkah kamu mendengar istilah voluntourism? Kegiatan pariwisata ini dibarengi aktivitas sukarelawan dengan berbagai jenis dan bentuk bentuk. Pengunjung akan menjadi relawan selama berwisata untuk membantu masyarakat lokal di destinasi wisata.

Voluntourism banyak dilakukan wisatawan mancanegara yang datang ke Kamboja, terutama wisatawan dari negara Barat dan Australia. Niat awalnya memang baik, untuk melindungi anak-anak di panti asuhan maupun mereka yang berada di bawah garis kemiskinan. Sayangnya, tanpa disadari dapat memicu eksploitasi anak dan relawan. 

Sejumlah oknum lokal sengaja merekrut anak-anak yang sebenarnya masih memiliki orangtua. Mereka sengaja memasukkan anak-anak ini ke panti asuhan untuk mendapatkan keuntungan. Parahnya lagi, seperti dilansir Aljazeera, negara ini memiliki isu kekerasan terhadap anak, khususnya pedofilia.

Namun, selama beberapa tahun terakhir, tingkat kesadaran sudah meningkat. Pihak berwenang Kamboja telah menutup beberapa panti asuhan dan bekerja sama dengan PBB dan organisasi internasional. Selain itu, relawan yang dikirim harus terlatih.

Meski kini sudah pudar, tetapi aktivitas seperti ini dapat dialami wisatawan. Pelancong dapat mengalami pemaksaan untuk memberikan bantuan berupa uang tunai atau bahan makanan pokok dalam jumlah banyak saat berkunjung ke destinasi wisata tertentu. Biasanya yang dekat pemukiman dengan penduduk yang di bawah garis kemiskinan.

3. Penipuan dan pemerasan oleh oknum tidak bertanggung jawab.

Warga Kamboja dikenal ramah, seperti negara-negara lain di Asia Tenggara. Seramah apa pun warga lokal yang kamu temui, tetap harus berhati-hati. Terutama saat kamu berada di sekitar tempat wisata, naik tuk-tuk, maupun di jalanan yang ramai.

Penipuan dan pemerasan kerap menyasar para wisatawan mancanegara. Penipuan dan pemerasan ini tidak sebatas pengenaan tarif akomodasi yang tinggi dan pungutan liar dengan uang Dolar Amerika Serikat (USD)–Kamboja menggunakan dua mata uang, Riel dan USD. Penipuan juga dapat terjadi melalui kartu kredit dan ATM, sehingga kamu perlu memeriksa perangkat skimming sebelum menggunakan kartu pembayaranmu.

Bahkan, sejumlah oknum akan berdandan seperti biksu yang meminta donasi untuk perbaikan kuil atau panti asuhan. Biksu sejati tidak pernah meminta uang secara langsung. Jadi, kamu dapat menolak dengan sopan jika didekati. Jika ingin memberikan donasi, bisa langsung ke kuil yang kamu inginkan.

Sopir tuk-tuk juga tidak selalu membawamu ke tempat yang sesuai keinginan dan tarifnya normal. Sebaiknya, kamu bernegosiasi di awal atau bertanya kepada staf penginapan tentang tarif yang berlaku. Kamu juga bisa memanfaatkan transportasi umum dengan pembayaran online untuk menghindari penipuan.

4. Kejahatan hingga kekerasan seksual di kawasan tertentu.

Sisi gelap lainnya yang bisa lebih parah dari penipuan adalah kejahatan di jalanan hingga kekerasan seksual. Perampasan HP, tas, dan dompet kerap terjadi di kawasan tertentu, tak terkecuali kawasan wisata. Pencuri kerap mengincar pejalan kaki atau orang-orang yang berada di dalam taksi terbuka.

Hindari bepergian sendiri saat malam hari. Ada banyak klub malam dan bar yang dipenuhi orang mabuk. Mereka bisa menyerangmu dan melakukan kekerasan seksual pada orang asing. Apalagi, banyak orang di Kamboja memiliki senjata api.

Kamu bisa menghindari Pub Street di Siem Reap, Sihanoukville, dan bar di sekitar sungai di Phnom Penh. Daerah ini terkenal dengan deretan bar yang menjadi tempat “penjemputan.” Aktivitas yang umum untuk melakukan pertemuan dan melanjutkannya menjadi semacam aktivitas prostitusi.

Sepatutnya menghindari pertemuan publik dalam jumlah besar, seperti aksi demo atau protes di jalanan. Aksi tersebut dapat berubah menjadi kekerasan dan tindakan anarki. Pihak berwenang dapat menangkap dan mendeportasi orang asing yang terlibat dalam aksi tersebut.

5. Polisi yang sering mencari “sumbangan”.

Gak cuma oknum masyarakatnya yang bisa bertindak kriminal, polisi di Kamboja pun sering mencari “sumbangan.” Sederhananya, kamu sebagai wisatawan asing bepergian menggunakan mobil atau sepeda motor.

Kemungkinan besar akan didenda polisi lalu lintas. Alasannya sederhana, seperti menyalakan lampu depan saat siang hari, mengendarai sepeda motor tanpa mengenakan helm, dan tidak membawa lisensi yang benar.

Kamu bisa menggunakan transportasi umum, seperti bus, kereta api, dan tentu tuk-tuk sebagai andalannya. Namun, kamu masih bisa menemui polisi yang melakukan pungutan liar saat klaim asuransi perjalanan. Alasannya, untuk biaya penerjemah atau biaya stempel.

Demikian lima sisi gelap Kamboja di mata wisatawan. Meski demikian, secara keseluruhan, Kamboja tetap aman untuk dikunjungi.DominoQQ



Posting Komentar

0 Komentar